PEMBELAJARAN YANG BERFOKUS PADA PESERTA DIDIK
Oleh : Dede Rahayu*)
Mendengar istilah “Pembelajaran berfokus
kepada peserta didik” setidak-tidaknya memunculkan pertanyaan, yaitu: “Apakah
selama ini kegiatan pembelajaran belum berfokus kepada peserta didik ?”. Atau
pertanyaan lain yang dirumuskan secara berbeda, yaitu : “Apakah selama ini
kegiatan pembelajaran berfokus kepada guru ?”. Seandainya jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan ini adalah bahwa kegiatan pembelajaran tidak lagi
berfokus pada guru tetapi sudah berfokus kepada peserta didik, maka pertanyaan
berikutnya yang muncul adalah “Bagaimanakah konsep kegiatan pembelajaran yang
berfokus kepada peserta didik itu ?”.
Dengan berkembangnya pemikiran tentang
pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik, apakah para guru juga sudah
memahami bahwa kegiatan pembelajaran yang mereka kelola sehari-hari haruslah
berfokus kepada peserta didik. Bagaimanakah peranan atau posisi guru selaku
manajer kegiatan pembelajaran (instructional
manager) dalam kegiatan pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik ?
Pada awalnya, guru memang merupakan
salah satu atau dapat dikatakan sebagai satu-satunya komponen penting dalam
kegiatan pembelajaran. Dikatakan sebagai satu-satunya komponen penting dalam
kegiatan pembelajaran karena apabila disebabkan satu dan lain hal, guru
terpaksa tidak dapat hadir di sekolah, maka kegiatan pembelajaran pun dapat
dikatakan tidak akan berlangsung. Dengan demikian, guru memang benar-benar
berfungsi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik.
Manakala keadaannya sudah sedemikian
rupa seperti tersebut di atas, di mana kegiatan pembelajaran sangat tergantung
pada kehadiran guru, maka dapatlah dikatakan bahwa model pembelajaran yang
diterapkan adalah model pembelajaran yang berfokus kepada guru. Dari RPP yang
disusun guru juga dapat dilihat apakah kegiatan pembelajaran yang dikelola guru
masih berorientasi pada kepentingan guru atau peserta didik.
Apakah dengan paradigma kegiatan
pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik mengindikasikan bahwa guru
telah mengubah posisi keberadaan dirinya di dalam kelas bukan lagi sebagai
satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik ? Tetapi guru telah memposisikan
dirinya sebagai salah satu sumber belajar karena guru telah menerapkan kegiatan
pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar di dalam kegiatan
pembelajaannya. Kegiatan pembelajaran yang demikian ini disebut juga sebagai
kegiatan pembelajaran berbasis aneka sumber (resources-based learning).
Manakala guru secara konsisten
menerapkan kegiatan pembelajaran berbasis aneka sumber, maka guru yang
bersangkutan dapat dikatakan telah menerapkan kegiatan pembelajaran yang
berfokus pada peserta didik. Dalam kaitan ini, yang menjadi pertanyaan
berikutnya adalah “Apakah yang menjadi ciri-ciri atau karakteristik dari
kegiatan pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik ?”. Bagaimana pula
perbedaannya dengan pembelajaran yang berfokus kepada guru ?
Dari metode mengajar yang diterapkan
guru di dalam kelas, dapatlah diketahui apakah sang guru masih tetap menerapkan
kegiatan pembelajaran yang berfokus kepada dirinya. Kemudian, menarik juga
untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Apakah anda sebagai
guru hanya menggunakan metode mengajar “chalk
and talk” (kapur tulis dan bicara) ? Apakah anda juga hanya menuliskan di
papan tulis materi pelajaran yang perlu anda sampaikan kepada para peserta
didik dan kemudian menceramahkannya ?. Apakah anda juga mengkondisikan peserta
didik untuk hanya duduk manis dan mencatat apa yang anda tulis di papan tulis
dan kemudian mendengarkan ceramah anda secara cermat ?. Apakah setelah semua
tugas mengajar anda selesai, maka anda langsung meninggalkan ruang kelas dan
peserta didik pun terbebas dari anda sebagai guru ?
Apabila jawaban kita “YA” terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, maka hal itu mengindikasikan bahwa kita
sebagai guru masih berada pada posisi yang menerapkan kegiatan pembelajaran
yang berfokus kepada diri kita sendiri selaku guru. Untuk lebih memantapkan pemahaman
kita mengenai pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik atau guru, maka
ada baiknya kita merespon serangkaian pertanyaan yang diajukan berikut ini.
Tujuannya adalah untuk melatih kita memahami konsep kegiatan pembelajaran yang
berfokus kepada peserta didik. Oleh karena itu, sejauh mana kita sebagai guru
mampu memahami pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memberikan jawaban secara
tuntas, maka pemahaman kita akan semakin lebih jelas mengenai kegiatan
pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik.
“Apakah RPP yang kita susun masih
menekankan aspek kemampuan atau keberhasilan kita mengajarkan materi pelajaran ?
Sejauh manakah materi pelajaran yang telah ditetapkan di dalam RPP telah
selesai kita ajarkan kepada peserta didik kita ? Atau, apakah kita sebagai guru
masih menekankan kegiatan pembelajaran pada tingkat pemahaman atau penguasaan
peserta didik (kompetensi) terhadap materi pelajaran yang kita rancang ?
Pertanyaan selanjutnya adalah “Apakah
peserta didik telah berhasil mencapai tingkat kompetensi sebagimana yang
ditetapkan di dalam RPP ?”. “Apakah kita sebagai guru merasa puas manakala kita
telah berhasil menyajikan semua materi pelajaran yang telah direncanakan di
dalam RPP?”. Apakah menjadi kepedulian (concern)
kita juga sebagai guru mengenai materi pelajaran yang telah kita sajikan itu
telah benar-benar dipahami/dikuasai oleh peserta didik kita ?.
Terhadap serangkaian pertanyaan tersebut
di atas, bagaimana kita sebagai guru menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut
dan sekaligus juga merenungkan apa yang menjadi jawaban kita ? Apakah kita
mengatakan, “Oh ya, berarti sebenarnya saya belum sepenuhnya menerapkan
kegiatan pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik” atau sebaliknya,
“Nah, barulah sekarang saya tahu bahwa saya sebenarnya sudah mulai menerapkan
kegiatan pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik”.
Sehubungan dengan respon kita terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas dan untuk lebih mengarahkan perhatian
kita mengenai model pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik, maka pada
bagian berikut ini akan diuraikan karakteristik model pembelajaran yang
berfokus pada peserta didik versi Molly Jhonson (Jhonson, 2007). Beberapa di
antara karakteristiknya adalah bahwa (1) guru lebih berperan sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran ketimbang sebagai penyaji pengetahuan,
(2) pengelolaan kelas yang lebih kondusif terhadap kegiatan dan interaksi
peserta didik yang mengarah pada pengalaman belajar yang produktif, (3) peserta
didik aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran ketimbang hanya
duduk manis dan pasif selama kegiatan belajar berlangsung di dalam kelas, dan
(4) membutuhkan investasi waktu dan energi untuk menerapkan model pembelajaran
yang berfokus pada peserta didik.
Lebih lanjut, Molly Jhonson mengemukakan
beberapa persyaratan yang harus diperhatikan agar pelaksanaan pembelajaran yang
berfokus kepada peserta didik berhasil, yaitu: (1) mengubah paradigma guru
menjadi fasilitator pembelajaran, (2) komitmen guru dalam menyediakan waktu dan
tenaga untuk membelajarkan peserta didik tentang berbagai materi pengetahuan,
(3) kesediaan guru untuk mencoba menerapkan pendekatan baru dalam mengelola
kelas, dan melihat secara kritis usaha penerapan pembelajaran yang berfokus
pada peserta didik, dan (4) inisiatif guru untuk bergabung dengan kelompok
masyarakat pengembang strategi pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.
Dengan menerapkan kegiatan pembelajaran
yang berfokus kepada peserta didik, maka berikut ini diuraikan beberapa
tambahan peranan yang baru bagi guru :
-
Peranan
baru yang pertama bagi guru yang menerapkan kegiatan pembelajaran yang berfokus
kepada peserta didik adalah (1) memahami dan mengetahui secara jelas kearah
mana peserta didik secara kognitif dikehendaki akan berkembang. Dalam hal ini,
guru hendaknya mengetahui tingkat kemampuan berpikir yang dituntut untuk
dikembangkan oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, (2)
menggunakan analogi dan metafor, (3) mengembangkan mekanisme yang tidak
berbahaya dan juga tidak menakutkan untuk terjadinya dialog tidak langsung
antara guru dan peserta didik.
-
Peranan
guru yang kedua adalah mengembangkan pertanyaan yang bersifat “memaksa” peserta
didik untuk menguraikan apa yang sebenarnya sedang mereka pelajari. Hendaknya
guru benar-benar menghindarkan pertanyaan, seperti “Apakah ada pertanyaan ?”.
Guru hendaknya juga memberikan berbagai kesempatan kepada peserta didik untuk
membuat kesimpulan/dan atau menjelaskan materi yang baru saja selesai dibahas.
Peserta didik juga haruslah dikondisikan untuk mengajukan pertanyaan yang
bersifat penetrasi.
-
Peranan
ketiga dari guru adalah menggunakan alat/sarana visual untuk membantu peserta
didik agar dapat “melihat” bagaimana informasi dapat dihubungkan dan
mengajarkan kepada peserta didik cara-cara penggunaan sarana/alat visual.
-
Peranan
keempat yaitu mendorong pembentukan kelompok-kelompok belajar dan
memfungsikannya. Kelompok belajar dapat dibentuk dalam berbagai bentuk
tergantung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar